Satu
tahun sudah persahabatan terjalin diantara kami, 7G. Sebagai salah satu cara
untuk melupakan bengisnya pak Handi dan pak Robert.
Untuk
merperluas persahabatan kami selalu berusaha mencari teman teman satu tipe.
Hanya kami yang tahu tipe tersebut. Kalau cakep dan baik hati itu bukan tipe,
hanya kebetulan saja semua anggota 7G sudah 'build in'.
Tersebutlah
calon anggota baru bernama Yamin, atau sekarang disebut Ki Yamin. Sayangnya
pada saat akan dilakukan PDKT lengkap dengan kampanye visi dan misi 7G Ki Yamin
sakit, sakit tipus dan dirawat di RSHS. Saya lupa ruang berapa, tapi yang pasti
ruangan ekonomi berisi 6 bangsal.
Komite
7G menugaskan saya dan Bahru untuk menjenguk Yamin di RSHS. Saya sangat
familiar karena pacar kuliah di kedokteran jadi sering antar jemput ke RSHS.
Pada
hari yang ditentukan saya dan Bahru bolos kuliah dengan tujuan lebih mulia,
menjenguk kawan sakit, calon anggota baru 7G. Ngga lebih dari 10 menit
setiba di RSHS kami berdua masuk ke ruangan Yamin, dan betul dugaan kami, kamar
ekonomi..
Mata
kami berdua langsung tertumbuk pada satu bangsal di pojok paling depan sebelah
kiri, "Ya Allah, kasihan sekali Yamin kurus kering...". Gumamku dalam
hati.
Karena
jaman itu ga punya banyak uang, jadi kami berdua nggak bawa buah tangan sebagai
pamantes nengok orang sakit. Kita pikir dengan kedatangan kita berdua pasti
Yamin terhibur. Kan keluarga dan sodaranya di Garut susah datang, dan belum
tentu juga Yamin masih dianggap sodara.
Kita
berdua biasa memulai pembicaraan dengan guyonan khas kabayan. Bahru pancing,
saya smash. Terus berulang, sampai entah berapa lama nggak inget waktu. Kami
berdua jg secara ngga sadar sdh makan makanan yg ada di meja pasien, mungkin
tinggalan dr yang nengok sebelumya. Tiba2 kita disuruh pulang sama suster,
selain habis waktu suara cekakak cekikik kami juga mungkin bikin pusing pasien
lain..
Akhirnya
kita pamit ke Yamin... Yamin yg saat itu terlihat kurus dan tanpa kumis baplang
andalan tebar pesonanya dipamiti. "Min... yuk ah kita pulang dulu, semoga
cepat sembuh", kata Bahru. Dan saya juga sempat mendoakan dgn khusu'.
Tapi
Yamin bukannya menjawab malah nanya, "Emang temennya siapa yang mau
ditengok..?". Astaga, serempak kami berdua kita tertegun. "Jadi akang
teh bukan Yamin anak TK ITB?...". Dengan polosnya pasien itu
menjawab, "Bukaaan...!!!".
Gubrraaakkkk....
Dengan
malu malu kucing, dan muka merah kami berdua pamit. Tapi konyolnya masih
juga tangan pegang buah di meja milik pasien, dan bilang dengan berat
hati saya bilang, "Punten kang...punteen pisan,....kita pikir akang teh
Yamin..., pantes beda pisan, bari begang dan ga ada kumisnya".
Walhasil
hari itu kita gagal meng 'hire' anggota baru... Memang 7G ditakdirkan
untuk bertujuh...
Jakarta, 7 Juni 2018
By *Dicky Ahmad Gustyana*
No comments:
Post a Comment