Monday, July 2, 2018

KI YAMIN PALSU


Satu tahun sudah persahabatan terjalin diantara kami, 7G. Sebagai salah satu cara untuk melupakan bengisnya pak Handi dan pak Robert.
Untuk merperluas persahabatan kami selalu berusaha mencari teman teman satu tipe. Hanya kami yang tahu tipe tersebut. Kalau cakep dan baik hati itu bukan tipe, hanya kebetulan saja semua anggota 7G sudah 'build in'.
Tersebutlah calon anggota baru bernama Yamin, atau sekarang disebut Ki Yamin. Sayangnya pada saat akan dilakukan PDKT lengkap dengan kampanye visi dan misi 7G Ki Yamin sakit, sakit tipus dan dirawat di RSHS. Saya lupa ruang berapa, tapi yang pasti ruangan ekonomi berisi 6 bangsal.
Komite 7G menugaskan saya dan Bahru untuk menjenguk Yamin di RSHS. Saya sangat familiar karena pacar kuliah di kedokteran jadi sering antar jemput ke RSHS.
Pada hari yang ditentukan saya dan Bahru bolos kuliah dengan tujuan lebih mulia, menjenguk kawan sakit, calon anggota baru 7G.  Ngga lebih dari 10 menit setiba di RSHS kami berdua masuk ke ruangan Yamin, dan betul dugaan kami, kamar ekonomi..
Mata kami berdua langsung tertumbuk pada satu bangsal di pojok paling depan sebelah kiri, "Ya Allah, kasihan sekali Yamin kurus kering...". Gumamku dalam hati.
Karena jaman itu ga punya banyak uang, jadi kami berdua nggak bawa buah tangan sebagai pamantes nengok orang sakit. Kita pikir dengan kedatangan kita berdua pasti Yamin terhibur. Kan keluarga dan sodaranya di Garut susah datang, dan belum tentu juga Yamin masih dianggap sodara.
Kita berdua biasa memulai pembicaraan dengan guyonan khas kabayan. Bahru pancing, saya smash. Terus berulang, sampai entah berapa lama nggak inget waktu. Kami berdua jg secara ngga sadar sdh makan makanan yg ada di meja pasien, mungkin tinggalan dr yang nengok sebelumya. Tiba2 kita disuruh pulang sama suster, selain habis waktu suara cekakak cekikik kami juga mungkin bikin pusing pasien lain..
Akhirnya kita pamit ke Yamin... Yamin yg saat itu terlihat kurus dan tanpa kumis baplang andalan tebar pesonanya dipamiti. "Min... yuk ah kita pulang dulu, semoga cepat sembuh", kata Bahru. Dan saya juga sempat mendoakan dgn khusu'.
Tapi Yamin bukannya menjawab malah nanya, "Emang temennya siapa yang mau ditengok..?". Astaga, serempak kami berdua kita tertegun. "Jadi akang teh bukan Yamin anak TK ITB?...". Dengan polosnya pasien itu menjawab,  "Bukaaan...!!!". 
Gubrraaakkkk....
Dengan malu malu kucing, dan muka merah kami berdua pamit. Tapi konyolnya  masih juga tangan pegang  buah di meja milik pasien, dan bilang dengan berat hati saya bilang, "Punten kang...punteen pisan,....kita pikir akang teh Yamin..., pantes beda pisan, bari begang dan ga ada kumisnya".
Walhasil hari itu kita gagal meng 'hire' anggota baru...  Memang 7G ditakdirkan untuk bertujuh...



Jakarta, 7 Juni 2018
By *Dicky Ahmad Gustyana*

No comments:

Post a Comment